Selasa, 14 Oktober 2014

Organisasi dan Partai-Partai Islam Indonesia

Organisasi dan Partai-Partai Islam di Indonesia
Ajaran Islam pada hakikatnya sangat dinamis untuk dapat dijinakkan begitu saja.Dengan pengalaman tersebut, orang Islam bangkit dengan menggunakan taktik baru, bukan dengan perlawanan fisik tetapi dengan membangun organisasi. Oleh karena itu, masa terakhir kekuasaan Belanda di Indonesia di tandai dengan tumbuhnya kesadaran berpolitik bagi bangsa Indonesia, sebagai hasil perubahan-perubahan sosial dan ekonomi, dampak dari pendidikan Barat, serta gagasan-gagasan aliran pembaruan Islam di Mesir.
Akibat dari situasi ini, timbullah perkumpulan-perkumpulan politik baru dan muncullah pemikir-pemikir politik yang sadar diri. Karena persatuan dalam syarikat Islam itu berdasarkan ideologi Islam, yakni hanya orang Indonesia yang beragama Islamlah yang dapat di terima dalam organisasi tersebut, para pejabat dan pemerintahan  (pangreh praja) ditolak dari keanggotaan itu.
Persaingan antara partai-partai politik itu mengakibatkan putusnya hubungan antara pemimpin Islam, yaitu santri dan para pengikut tradisi Jawa dan abangan. Di kalangan santri sendiri, dengan lahirnya gerakan pembaruan Islam dari Mesir yang mengompromikan rasionalisme Barat dengan fundamentalisme Islam, telah menimbulkan perpecahan sehingga sejak itu dikalangan kaum muslimin terdapat dua kubu: para cendekiawan Muslimin berpendidikan Barat, dan para kiayi serta Ulama tradisional.
Selama pendudukan jepang, pihak Jepang rupanya lebih memihak kepada kaum muslimin dari pada golongan nasionalis karena mereka berusaha menggunakan agama untuk tujuan perang mereka. Makalah ini akan membahas berbagai latar belakang, tujuan serta peristiwa penting yang mengenai organisasi atau partai islam di Indonesia, khususnya pada era kemerdekaan.
Dalam bab tambahan akan dibahas mengenai mengenai SMK Yanuba dan beberapa ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, serta hadits yang berkaitan dengan wanita.
       Perkembangan Organisasi Islam di era kemerdekaan
Historigrafi Indonesia tidak pernah bisa dilepaskan dari peran pemeluk agama Islam.semenjak era pra-kemerdekaan hingga saat ini sudah banyak capaian-capaian membanggakan umat Islam untuk kemerdekaan dan kemajuan Indonesia. Tidak heran jika sampai sekarang ini relasi antara Islam dan Indonesia begitu intim tak terpisahkan.
Salah satu bukti peran penting Islam dalam sejarah kemerdekaan Indonesia adalah berdirinya organisasi-organisasi Islam pada waktu itu.Waktu itu salah satu strategi perjuangan untuk melawan penjajah yang paling jitu adalah dengan mendirikan perkumpulan, persyarikatan atau organisasi.Melalui wadah komunal inilah umat Islam berkontribusi langsung kepada rakyat Indonesia dalam berbagai bidang seperti pendidikan, budaya, sosial, ekonomi dan politik.Berikut beberapa organisasi Islam yang berdiri di era kemerdekaan Indonesia:
1.    Jam’iatul Khair
Berdiri pada tahun 1905 M di Jakarta. Organisai ini merupakan  pergerakan Islam yang pertama di pulau Jawa.Anggotanya kebanyakan keturunan (peranakan) Arab.
2.    Al Irsyad
Al Irsyad adalah organisasi Islam yang didirikan tahun 1914 M oleh para pedagang dan ulama keturunan Arab, seperti Syekh Ahmad Sorkali.
3.    Serikat Dagang Islam (SDI)
Serikat Dagang Islam berdiri pada 16 Oktober 1905 di Solo. Organisasi ini didirikan oleh H. Samanhudi, A.M. Sangaji, H.O.S. Cokroaminoto, H. Agus Salim, serta Harjo Sumarto.Dan dipilih Haji Samanhudi sebagai ketuanya. 
Ø  Bentuk kegiatan organisasi :
Organisasi ini bergerak dalam bidang sosial dengan maksud untuk meningkatkan taraf hidup bangsa ndonesia, terutama dalam dunia perniagaan.
Ø  Latar belakang organisasi :                                                
a. Monopoli perdagangan oleh pedagang-pedagang China
b. Politik Kristenisasi oleh Pemerintah Kolonial
c. Adat Lama yang dipakai di daerah Kerajaan-kerajaan Jawa.
Ø  Tujuan organisasi :
o   Mematahkan Monopoli Perdagangan oleh kaum China umumnya dalam kain dan Batik
o   Memajukan Jiwa dagang dikalangan kaum muslimin.
o   Memurnikan ajaran Islam dari paham-paham yang keliru.
Karena sering bentrok dengan golongan China, SDI dilarang menerima anggota baru, dan dilarang rapat.Baru September 1912 diperbolehkan lagi dengan syarat menyusun Anggaran Dasar yang baru.
Organisasi ini mempunyai cabang di Bogor yang didirikan oleh Syekh Ahmad Bajened pada bulan Januari 1911.Dan di Jakarta tahun 1909 oleh RM Tirtoadisuryo dengan anggota 12.000 orang.Pada tahun 1912 organisasi ini menjelma menjadi Partai Syarikat Islam.
4.    Serikat Islam (SI)
Organisasi ini dibentuk pada 10 September 1912 oleh Haji Samahudi dibantu Hos Cokroaminoto.Ketua umumdari SI adalah Haji Samnhudi dan tahun 1913 digantikan Hos Cokroaminoto.
Ø  Bentuk kegiatan organisasi :
Organisasi ini berbentuk partai politik.
Ø  Latar belakang organisasi :
Penyusunan Anggaran Dasar baru akibat kericuhan-kericuhan yang ditimbulkan SDI.
Ø  Tujuan organisasi :
a. Mamajukan Perdagangan, Pendidikan dan Kesejahteraan.
b. Mengusahakan hidup menurut perintah Agama Islam.
c. Mempertebal rasa persaudaraan dikalangan anggota.
d. bekerja sama dengan perkumpulan-perkumpulan Islam yang sepaham.
Ø  Beberapa halangan yang dihadapi oleh SI antara lain :
a. Karena takut anggotanya semakin besar, permintaan pengesahan SI sebagai badan hukum ditolak Gub Jen (Juni 1913).
b. Menyelusupnya anggota komunis ISDV yang menyebabkan pertentangan sengit antara golongan komunis dipimpin Samaun dan Darsono dengan golongan Islam dipimpin HA.Salim dan Abdul Muis yang berakhir dengan dikeluarkannya golongan komunis akibat disiplin partai dalam Kongres ke 6 pada 10 Oktober 1921.
c. Pertentangan antara golongan komunis dengan Islam progressif itu membuat jemu anggota-anggotanya, Peranakan Arab yang selama ini menjadi donatur SI keluar dari anggota lainnya ke Muhammadiyah, jumlah anggota turun derastis.
Karena cabang dan anggota bertambah besar, maka dibentuklah Central Sarikat Islam (CSI) pada 8 Maret 1915 di Surabaya yang bertujuan membina dan memelihara kerjasama antara SI-SI lokal. awal tahun 1913, anggotanya berjumlah 80.000 orang setahun kemudian jumlah cabangnya ada 50 buah. SI Mencapai puncaknya tahun 1919 dimana diperkirakan anggotanya mencapai 1 juta orang.Setelah itu mundur dikarenakan pertentangan golongan Islam progresif dengan golongan komunis tahun 1920-an.
Untuk mempertegas diri sebagai partai Politik, maka dalam kongres SI di Madiun pada 17-20 Februari 1923 diputuskan untuk mengubah nama dari Serikat Islam menjadi Partai Serikat Islam (PSI).
5.    Partai Syarikat Isam (PSI)
Organisasi ini resmi didirikan di Surabaya pada Februari 1923 oleh HOS Cokroaminoto dkk.Dan sebagai ketuanya dipilih H.O.S cokroaminoto.
Ø  Bentuk kegiatan organisasi :
Organisasi ini bergerak dibidang politik.
Ø  Latar belakang oraganisasi :
Untuk mengokohkan Serikat Islam (SI) sebagai Partai Politik maka Kongres RI diperbaharui menjadi PSI.
Ø  Tujuan dibentuknya organisasi ini :
agar tercapainya Kemerdekaan Nasional berdasarkan Agama Islam.
Awalnya dalam Kongres di Madiun tahun 1923 itu dinyatakan bahwa PSI menunjang sikap non koperatif.Tapi sikap ini tak dijalankan dengan konsekuen karena PSI masih mengambil dalam keanggotaan Volksraad.Baru dalam kongres CSI Agustus 1925 diputuskan bersikap non Koperatif sepenuhnya.
Organisasi ini mendapat tantangan pada masanya dimana PSI mengadakan aksi-aksi keagamaan seperti bersama Muhammadiyah menyelenggarakan Kongres HAL Islam dan merencanakan turut serta dalam kongres Islam sedunia di Saudi.Hal ini mendapat tantangan para ulama Mazhab yang lalu mendirikan NU.Untuk selanjutnya, setiap usaha pembaharuan PSI dan Muhammadiyah selalu mendapat tantangan dari NU.Dengan dirintis oleh HA.Salim, PSI menjalankan Pan Islam atau Nasionalisme Islam. Hal ini mendapat kecaman dari golongan Nasionalis Sekuler yakni PNI dan Budi Utomo yang menyatakan Pan Islam itu sebagai “Persatuan Palsu“ bukan Persatuan Indonesia dan bersifat Cosmopolitis.
6.    Jong Islamitten Bond (JIB)
Oganisasi ini dibentukdi Jakarta pada 1 Januari 1945 dan dpimpin oleh R. Samsurizal dan dibina tokoh HA.Salim.Tetapi HA.Salim keluar dari organisasi tersebut.
Pada tahun 1927 R. Samsurizal diganti Wiwoho Purbohadiwijoyo (1927-1930) dan lalu dipimpin Kasman Singodimojo.
Ø  Latar belakang organisasi :
Organisasi Pemuda yang aktif berpolitik
Organisasi ini dilatar belekangi oleh Kongres Jong Java di Yogya Desember 1924, dalam kongres tersebut ditolak usul tentang anggota yang berpolitik dan Haluan Islam.
Ø  Tujuan Organisasi :
a. Memajukan pengetahuan tentang Agama Islam
b. Memperbesar rasa cinta kepada Agama Islam
c. Mamakai Agama Islam sebagai alat perhubungan dalam masyarakat.
JIB berkembang amat pesat, karena menyatakan bahwa organisasi in terbuka bagi setiap muslim Indonesia yang maksimal berumur 30 tahun. Pada akhir tahun1925, JIB mempunyai anggota 1000 orang dari 7 cabang, dan 3 tahun kemudian anggota meningkat menjadi 2500 orang. Ditahun 1930-an ada 4000 anggota memiliki bagian kepanduan: Natipij (1926) dan bagian Wanita JIBDA (1925).
7.    Persatuan Islam (PERSIS)
Organisasi ini didirikan pada 17 September 1923 di Bandung oleh KH.Zamzam dan M. Yunus.Ketua pertama organisasi ini adalah KH.Zamzam dan dibantu oleh A.Hasan (masuk tahun 1926).
Ø  Bentuk kegiatan organisasi :
Organisasi keagamaan menjadi anggota istimewa Masyumi (1943-1960) dan Permusi (1968)
Ø  Latar belakang organisasi :
Kehidupan keagamaan di Jawa yang masih terbelakang dan rakyat awam masih butuh akan aturan-aturan Agama, sehingga kerapkali ajaran-ajaran Islam menyimpang dari jalurnya.
Ø  Tujuan organisasi :
Berlakunya ajaran Islam yang benar-benar berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah dengan jalan memperluas dakwah dan membasmi Bid’ah dan Khurafat serta Syirik.
8.    Muhammadiyah
            Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912 oleh KH.Ahmad Dahlan bertepatan tanggal 8 Zulhijah 1330.
Ø  Bentuk kegiatan organisasi :
Gerakan Islam yang bergerak dalam bidang sosial dan pendidikan.
Ø  Latar belakang organisasi :
Saran dan metodepengajaran Agama Islam di Pulau Jawa yang masih terbelakang.
Ø  Tujuan organisasi :
a. Memajukan pendidikan berdasarkan Agama Islam.
b. Mengembangkan pengertian tentang ilmu Agama.
c. Hidup menurut aturan Agama yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Dalam menjalankan tujuannya, muhammadiyah sering mendapat rintangan Karena dalam berpropaganda tidak menyerang pihak atau Agama lain bahkan Politik Kolonial kecuali yang menghalangi kegiatannya, organisasi ini disokong oleh pemerintah Kolonial Belanda dan kelak oleh pemerintah Jepang, akibat sokongan itu Muhammadiyah diserang Golongan Nasionalis Radikal karena dianggap Pro-pemerintah, dan akibat hal tersebut muhammadiyah sering pula bertengkar dengan NU karena gerakan pembaharuannya.
Sikap Muhammadiyah yang netral dan tak berpolitik meyebabkan jumlah anggota tiap tahunnya bertambah. Tahun 1925 memiliki 4.000 anggota dari 29 cabang tahun 1929 melonjak menjadi 209 Cabang dengan 17.000 anggota, Januari 1931 naik menjadi 267 Cabang dengan 24.300 anggota. Ditahun 1930 melebarkan sayapnya keluar Jawa dan mendapat sambutan hangat, sehingga 5 tahun kemudian memiliki 710 cabang di Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan dengan 43.000 anggota.Boleh dikatakan jumlah cabang dan anggotanya tiap tahun naik hingga kini.
9.    Persatuan Muslimin Indonesia (PERMI)
Didirikan 27 Mei 1930 di Benteng Fort de Kooh Bukit Tinggi oleh Haji Jalaluddin Thaib, Haji Muchtar Lutfhi, Ali Imron dan Ilyas Yakub.
Ø  Bentuk kegiatan organisasi :
Organisasi ini merupakan organisasi sosial dan pada tahun 1931 berkembang menjadi Partai Politik.
Ø  Latar belakang organisasi :
Penerbitan pengurus pusat Muhammadiyah terhadap cabangnya di Minangkabau yang aktif berpolitik untuk mengembalikan lagi kebentuk asalnya.
Ø  Tujuan organisasi :
Mencapai kemerdekaan Indonesia.
Karena aksi-aksinya menentang Pemerintah Belanda dengan sengit, maka pihak pemerintah membalas dengan mengadakan penangkapan dan pembuangan propaganisnya, mula-mula propaganis wanita: Rasuna Said ditangkap (Desember 1932), lalu Muchtar Lutfhi (11 Juli 1933) dan terakhir kali ditangkap Jalaluddin Thaib dan Ilyas Yacub (September 1933). Ketiga pemimpin itu tahun berikutnya dibuang ke Boven Digul , dan pada tanggal 4 Agustus 1933 PERMI dikenakan larangan untuk mengadakan rapat, sehingga organisasi ini benar-benar tak dapat bergerak lagi.
10. Nahdatul Ulama (NU)
Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 di Surabaya oleh KH.Hasyim Asya’ri dan KH.Wahab Hasbullah.Kapemimpinan NU dibagi dua yaitu: bagian Syuriah (Alim Ulama) dan Rois Akbar, sedangkan bagian PH diketuai oleh ketua umum. Rois akbar pertama adalah KH.Hasyim Asya’ri (1926-1947) dan KH. Wahab Hasbullah (1947-1971). Ketua PH pertama adalah : H. Hasan Gipo yang lalu diganti Kh. Mahfudz Shiddiq (1937-1944). Tahun 1952 ketua: KH.Wahid Hasyim lalu KH.Masykur, KH.M. Dahlan dan KH.Idgham Chalidi (1956-kini).
Ø  Bentuk kegiatan organisasi :
Merupakan organisasi kegamaan dan menjadi partai politik pada 1 Mei 1952.
Ø  Latar belakang berdirinya organisasi :
Kekhawatiran alim ulama mazhab akan masuknya pengaruh Wahabi dari Arab Saudi dengan turut sertanya Delegasi Indonesia yang diwakili PSI dan Muhammadiyah.
Ø  Tujuan organisasi :
a. Menegakkan Syariat Islam dengan berhaluan mazhab yang 4 (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali).
b. Melaksanakan berlakunya Hukum Islam dalam masyarakat.
Ø  Dalam menjalankan tujuannya NU mendapat berbagai rintangan, diantaranya:
a. NU yang konservatif selain berselisih paham dengan Serikat Islam dan Muhammadiyah yang progresif sehingga persatuan ketiganya selalu gagaal hingga adanya MIAI.
b. Dikalangan anggota NU berselisih paham tentang sikap pada PKI apalagi di masa Ordelama. Kaum politik meginginkan kerjasama dalam menempati posisi-posisi pemerintah.Tapi para ulama terutama di pedesaan dan pemuda GP Ansor menolaknya.Sebaliknya dalam aksi Piagam Jakarta 1968-1970 para ulama dan pemuda yang amat bersemangat, sedangkan kaum politik bersikap moderat.
Pendirian NU segera mendapat sambutan kaum ulama di daerah Jawa.Pengaruh NU amat besar dalam kehidupan pedesaan di Jawa yang di masa itu masih mengikuti Syari’at Islam dari masa sebelumnya, hal inilah yang menyebabkan usaha-usaha Modernisasi PSI dan Muhammadiyah kurang mendapat sambutan. NU mendirikan bagian pemuda: Ansor (1935) dan NU muslimat (1940). Dalam 4 bulan setelah berdirinya telah memiliki 35 cabang.Tahun 1935 mempunyai 67 ribu anggota dari 68 cabang.Menjelang PEMILU 1955 telah memiliki 180 cabang.Menjelang pemilu 1971 anggotanya berjumlah 812 juta.
11. Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI = Majelis Islam Tinggi)
Pemrakarsa organisasi ini adalah KH.Akhmad Dahlan, KH.Mas Mansyur (Muhammadiyah) dan KH Wahab Hasbullah (NU).Disepakatiantar tokoh-tokoh Islam di Surabaya antara tanggal 18-21 September 1937.Diresmikan 1 Maret 1938.Merupakan wadah Federasi Organisasi-organisasi Islam di Indonesia. Yang bergabung dalam MIAI adalah Muhammadiyah, NU, PSII, Al Irsyad, Persatuan Islam PII, PUSA, PSII pengedar, Al Washiliyah, Persatuan Ulama Indonesia, dan Warmusi.
Ø  Tujuan organisasi ini adalah :
mengeratkan hubungan antara perhimpunan-perhimpunan umat Islam Indonesia dan mempersatukan suara-suara untuk membela keluhuran Agama Islam.           
Ø  Tujuan MIAI di masa Jepang :
Memperkokoh Tempat yang layak bagi umat Islam dan Rakyat Indonesia Mengharmoniskan antara Islam dan tuntutan kemajuan Zaman.
Jepang Cemas akan pengaruh MIAI yang makin besar pada rakyat Indonesia maka MIAI dibubarkan 24 Oktober 1943.
12. Partai Syariat Islam Indonesia (PSII)
Organisasi ini dibentuk pada Januari 1929.Dalam kongres PSII tahun 1930 diputuskan bahwa pimpinan PSII dibagi dua yaitu, Majelis Tahkim/Dewan Partai dan Lujnah Tanfidhyah.Hos Cokroaminoto mengetuai Majelis Tahkim hingga akhir hayatnya (1934). Sedang untuk Lujnah Taufidyah ditetapkan ketua: Sangaji dan ketua muda adalah Dr.Sukiman
Ø  Latar belakang organisasi :
Ditahun 1929 serangan-serangan Golongan Nasionalis terhadap Islamisme yang dianut PSI makin genjar.Bersamaan dengan itu cita-cita Persatuan Indonesia yang ditimbulkan Kongres Pemuda 2 telah mempengaruhi Pergerakan Nasional.Dengan demikian cita-cita Indonesia raya merasuk dalam PSI.
Ø  Tujuan organisasi :
a.    masa kolonial yakni membangun suatu persatuan yang kokoh antar sesama muslim menurut aturan Agama Islam untuk memajukan kesentosaan Negeri dan Rakyat.
b.    masa kemerdekaan yakni mencapai RI yang menjadi suatu bagian yang makin kuat didalam Persatuan Umat Islam Sedunia dan Keselamatan Perhubungan Umat Islam Sedunia.
Ø  Dalam menjalankan misinya PSII menalami beberapa halangan diantaranya :
a. PSII yang diwakili Dr.Sukiman dan Syahbuddin Latif dalam PPPKI merupakan satu-satunya organisasi Islam, merasa dikesampingkan dan diserang gencar oleh golongan Nasionalis mengenai azas Islam, dan poligami.
b. Di masa ini anggota-anggota PSII terdiri dari 3 golongan yaitu :
1. Golongan Moderat-Koperator yaitu, AH.Salim, Dr.Sukiman, Muh Rum dll.
2. Golongan penengah non Koperator yaitu, HOS Cokroaminoto Abikusno dll.
3. Golongan Radikal-Hijrah yang dipimpin SM Kartosuwiryo.
Berkat aksi-aksinya, jika ditahun 1930 PSII hanya beranggota 19.000 orang maka tahun 1931 adalah 23.000 anggota dan setahun kemudian 30.000 anggota. Tahun 1935 meningkat menjadi 45.000 anggota, tapi kemudian karena perpecahan yang beruntun PSII kembali mundur. Menjelang pemilu 1971 anggotanya 1,5 Juta. Dan pada 5 Januari 1973 PSII berubah menjadi PPP.
13. Majelis Syuro Muslimin Indonesia (MASYUMI)
Didirikan pada tanggal 7 November 1945 di Yogyakarta.MASYUMI Merupakan wadah Federasi organisasi-organisasi Islam Indonesia non Politik yang merupakan pengganti MIAI.Dibentuk dengan bantuan Jepang pada 24 Oktober 1943.
Ø  Bentuk kegiatan organisasi :
Merupakan satu-satunya partai Politik Islam Indonesia dimana didalamnya berfungsilah organisasi-organisasi Islam dari masa pendudukan Jepang.
Ø  Tujuan organisasi :
a. Menegakkan kedaulatan Negara dan Agama Islam.
b. Melaksanakan cita-cita Islam dalam urusan kenegaraan.
Susunan Pengurus : Ketua : KH. Hasyim Asy’ari (NU) Wakil Ketua : KH. Mas Mansyur (Muhammadiyah) Penasihat : Ki Bagus Hadikusumo (Muhammadiyah) dan KH.Wahab Hasbullah (NU). Ternyata Masyumi tak bertahan sebagai Fusi Parpol Islam karena satu-persatu keluar darinya.Dimulai dari PSII (22 April 1947) hingga NU (1 Mei 1952) hingga pembubarannya tahun 1960. Anggota-anggota istimewa masyumi tinggal: Muhammadiyah Yogya, Al-Irsyad Jakarta, Al-Jamiyatul Wasiliyah Medan, Al-Itihadiyah Medan, Persisi Bandung, Persatuan Umat Islam Majalengka dan PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh).
Pada Desember 1950 jumlah anggotanya 10 juta dari 237 cabang namun makin merosot setelah NU sebagai motor dari Majelis Syura keluar. Karena keterlibatannya dalam pemberontakan PRRI/PERMESTA, maka MASYUMI dibubarkan Presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1960.
14. Thawalib Sumatera
Didirikan pada 15 Februari 1920 oleh Syekh Ahmad Abdullah, Haji Abbas Abdullah, Haji Abdul Karim Amrullah, Jalaluddin Thaib dkk. Dan sebagai ketua umum dipilih Jalaluddin Thaib.Sekolah-sekolah Sumatera Thawalib merupakan sekolah terbesar diseluruh Sumatera Barat.
Ø  Bentuk kegiatan organisasi :
Organisasi pendidikan.
Ø  Latar belakang organisasi :
Perkembangan dari Surau Jembatan Besi yang berdiri tahun 1899 di Padang Panjang menjadi suatu organisasi pendidikan yang lebih Modern yang lebih teratur.
Ø  Tujuan organisasi :
a. Memajukan sarana dan metode Mendidikan Islam yang lebih Modern.
b. Membasmi taqlid, Kufarat, Bid’ah, Junud dalam ajaran Islam di Sumatera Barat.
Ø  Halangan yang dihadapai Thawalib Sumatera antara lain :
Keluarnya Ordonasi Guru dan Sekolah Liar dari pemerintah kolonial yang ditentang keras oleh tokoh-tokoh Thawalib. Akibatnya penentang-penentang itu ditangkap dan dibuang.Terhadap propaganis-propaganis Thawalib dikenakan larangan berpolitik dan berpidato.Penghancuran terhadap majalah-majalah perjuangan.
15. Liga Muslimin Indonesia
Merupakan federasi bekas anggota istimewa Masyumi yang dimotori NU, PSII dan Parti.Berdiri pada 30 Agustus 1952 dengan ketua KH.Wahid Hasyim (NU) serta Abikusno Cokrosukoyo (PSII) dan KH.Sirajuddin Abbas (Perti) sebagai wakil Ketua.
Ø  Tujuan organisasi :
mencapai masyarakat Islam yang sesuai hukum Islam hasil kerjanya terutama pengiriman misi-misi keagamaan keluar negeri. Dan berakhir di masa Orde Baru.
16. Partai Islam Indonesia (PII)
Organisasi ini didirikan pada 6 Desember 1938 di Solo oleh pemimpin-pemimpin golongan moderat koperator PSII, pimpinan Muhammadiyah dan Jong Islamitten Bond. Ketua pertama adalah RM .Wiwoho Purbohadiwijayo (Ketua JIB) lalu diganti Dr.Sukiman dengan penasihat KH.Mas Mansyur (Ketua Muhammadiyah).
Ø  Bentuk kegiatan organisasi :
Partai Politik.
Ø  Latar belakang kegiatan :
Golongan Moderat-Koperator PSII yang dipimpin Dr. Sukirman (ex ketua Parii) memajukan tuntutan pada PB PSII yaitu : PSII (Partai Syariat Islam Indonesia) harus melepas azas Hijrah PSII semata-mata hanya beraksi politik bukan keagamaan dan Soisal PSII harus melepaskan disiplin partai terhadap Muhammadiyah. Tuntutan-tuntutan itu ditolak PB PSSI.
Ø  Tujuan kegiatan :
Mempersiapkan Agam Islam dan penganut-penganutnya untuk menerima kedudukan sempurna di Indonesia.
Karena PII mirip dengan Federasi organisasi-organisai Islam terkemuka, maka PII maju dengan pesat.Pada kongresnya yang pertama saja tahun 1940 telah memiliki 115 cabang yang tersebar di Jawa, Sumatera dan Kalimantan.
17. Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA)
Didikan pada 5 Mei 1939 Di Matang Geulampong Dua Kecamatan Peusangan atas inisaitif  Teuku Abdurrahman Meunasah.  Organisasi ini dipimpin oleh Teungku Mohammad Daud Beureuh.Organisasi ini tersebar keseluruh Aceh dan meliputi hampir seluruh ulama Aceh.
Ø  Bentuk kegiatan organisasi :
Organisasi Keagamaan
Ø  Latar belakang organisasi :
Kegiatan-kegiatan Muhammadiyah cabang Aceh yang berpolitik, progresif dan tak bersifat ke-Acehan.
Ø  Tujuan organisasi :
Menyiarkan, menegakkan dan mempertahankan Agama Islam.
Ø  Halanagn yang dihadapi organisasi ini, antara lain :
a. Turut membantu pemberontakan Teungku Abdul Jalil atau pemerintah Pasis Jepang berakhir dengan gugurnya 300 orang Pejuang (1942-1943).
 b. Mengadakan pemberontakan terhadap pemerintah RI dengan dipimpin Daud Beureuh (1953-1961).
18. Departemen Agama
Didirikan pada tanggal 3 Januari 1946 atas usul Pm Kabinet RI, ke 2 atau Kabinet Syahrir 2 dan Bp KNIP dengan tugas pokok yaitu menampung urusan Mahkamah Islam Tinggi dan mengangkat penghulu pengadilan Agama dan Masjid. Pada mulanya Departemen Agama hampir seluruhnya mengurus Agama Islam karena dikalangan itu Tokoh Islam yang berpengaruh dan adanya sikap acuh dari kelompok Agama lain. Sehingga pada tahap awal Departemen Agama merupakan wadah Umat Islam Indonesia melaksanakan cita-cita keagamaannya secara konstitusional.Departemen Agama juga mengelola sarana-sarana Pendidikan Islam.Monopoli Islam dalam Departemen ini berakhir dengan diadakannya Restrukturisasi sehingga pemeluk-pemeluk Agama lain mendapat porsi yang sewajarnya. Yang pernah menjabat sebagai Mentri Agama RI adalah:
·         H.Rasyidin (Masyumi-Muhammadiyah)
·         KH.Fathurrahman (Masyumi-NU)
·         H. Anwarudin (PSII)
·         KH. Masykur (Masyumi-NU dalam 4 Kabinet)
·         KH.Wahid Hasyim (Masyumi-NU)
·         KH.Faqih Usman (Muhammadiyah)
·         KH.Muh Ilyas (NU)
·         KH.A Wahid Wahab (NU)
·         KH.Saifudin Zuhri (NU)
·         Kh.Moh Dahlan (NU)
·         Dr.H.Mukt Ali (Golkar)
·         H.Alamsyah Ratu Perwiranegara (Golkar)
·         Munawir Sjadzali (Golkar).
Di masa Orde Baru, tugas pokok Departeman Agama ialah menyelenggarakan sebagian dari tugas pemerintah dan pembangunan dibidang Agama.
Ø  Tugas khusus Departemen Agama yaitu :
a. Membimbing dan mengerahkan seluruh umat beragama masuk dalam kerangka pelaksanaan Pancasila dan UUD’45.
 b. Pengarahan seluruh umat beragama di Indonesia menjadi faktor yang membantu usaha pemantapan-pemantapan stabilitas dan ketahanan Nasional.
c. Menghilangkan segala keraguan dan kecurigaan antara umat beragama dengan Pemerintah, sehingga akhirnya keduanya dapat bersama-sama membangun bangsa dan negara yang berdasarkan Pancasila.
Kini masalah-masalah Umat Islam terutama yang menyangkut pelaksanaan Syari’at Islam dipusatkan dalam Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam yang antara lain mengurus Peradilan Agama, Masjid, Wakaf, Zakat, Pendidikan Agama Islam serta penyelenggaraan Dakwah dan Ibadah Haji.
19. Partai Muslimin Indonesia (PARMUSI)     
PARMUSI didirikan di Jakarta pada 1968 20 Februari 1968, dan di ketuai oleh H. Jarnawi Hadikusumo tahun 1970 diganti HMS Mintareja.
Ø  Bentuk kegiatan organisasi :
Partai Politik.
Ø  Latar belakang organisasi :
Jalan keluar dari ketidakmungkinan rehabilitir Masyumi karena nyata telah mengkhianati negara.Didukung 16 organisasi Islam yaitu Bekas anggota-anggota istimewa Masyumi tanpa NU, PSII, dan Perti ditambah beberapa serikat sekerja.
Ø  Halangan yang dihadapi organisasi ini antara lain :
Parpol ini sering diragukan golongan Islam karena walaupun mengaku pelanjut Masyumi dengan lambang Masyumi pula, namun nyatanya kepemimpinan dijauhkan dari bekas tokoh-tokoh Masyumi.Ditubuh partai sendiri terjadi pertentangan antara pihak Golongan Islam dan Pemerintah.Berpuncak dengan “Coup“, HJ.Naro terhadap pengurus lama dengan dalih bahwa partai-partai telah berposisi pada pemerintah (17 Oktober 1970) sengketa ini diselesaikan pemerintah dengan mengangkat HMS.Mintareja sebagai ketua (20 November 1970).
Organisasi ini maju dengan pesat menjelang PEMILU 1971 memiliki satu juta anggota dari seluruh Tanah Air.Dan pada 5 Januari 1973 bubar dan beralih fungsi kedalam PTPP (5 Januari 1973).
120. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Merupakan fusi dari Parpol-parpol Islam, yaitu NU, Parmusi, PSII dan Perti.Didirikan 5 Januari 1973.yang ditetapkan dalam UU No.3 1975 tentang kepartaian.
Ø  Tujuan organisasi :
Menegakkan dan mempertahankan Negara RI atas Landasan Pancasila dan UUD’45 menuju masyarakat adil makmur yang di-ridhai Allah SWT.

Ø  Kepemimpinan PPP pertama di bagi menjadi 4 bagian yaitu :
a. Presiden Partai dipimpin K.Idham Khalid (NU)
b. Pimpinan Pusat dipimpin ketua umum: HMS Mintareja (Parmusi) tahun 1978 diganti JH. Naro (Parmusi).
c. Majelis pertimbangan pusat dipimpin KH. Masykur.
d. Majelis Syuro dipimpin Rois’Aam = KH. Bisri Samsuri (NU) memiliki ormas Pemuda Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) yag dibentuk 19 April 1982. Namun rupanya telah terlihat gejala kericuhan antara unsur NU dan Parmusi dalam merebut Kursi parlemen.
21. Majelis Ulama Indonesia (MUI)
MUI didirikan Pemerintah dalam rangka pembentukan Majelis-majelis Agama yang mengurus masalah-masalah intern.Didirikan di Jakarta pada tanggal 26 Juli 1975.
Ø  Fungsi MUI :
MUI berfungsi mempersatukan ulama-ulama Indonesia dan mengeluarkan Fatwa-fatwa tentang masalah-masalah yang dihadapi umat Islam Indonesia.
Ø  Tujuan organisasi :
Menterjemahkan dan menyampaikan pikiran-pikiran dan kegiatan-kegiatan pembangunan Masyumi pada masyarakat Islam dan sebaliknya menyalurkan aspirasi dan suara hati umat Islam pada pemerintah.
Untuk kepengurusan pertama, terpilih Prof.Dr.Hamka dari Muhammadiyah dan Drs.Kafrawi MA dari Golkar sebagai sekretaris Jenderal Pertama.Jabatan ketua dipegang Hamka sejak 27 Juli 1975 hingga Pengunduran dirinya pada tanggal 18 Mei 1981.Ketua selanjutnya adalah KH. Syukri Gozali (1981-1983).


 sumber :
Jawas, Yazid bin Abdul Qodir.  2013. Prinsip Dasar Islam. Bogor: Pustaka At-Taqwa
_______. 2013. Sejarah Islam di Indonesia,
lazuardi. 2013. Sejarah Ormas-ormas Islam di Idonesia, http://www.lazuardibirru.org/berita/infografis/sejarah-ormas-ormas-islam-di-indonesia/.(diakses 15 desember 2013, 21.07 WIB)
_______. 2013. Sejarah Organisasi Sarekaat Islam,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar