Organisasi dan Partai-Partai Islam di Indonesia
Ajaran Islam pada hakikatnya sangat dinamis
untuk dapat dijinakkan begitu saja.Dengan pengalaman tersebut, orang Islam
bangkit dengan menggunakan taktik baru, bukan dengan perlawanan fisik tetapi
dengan membangun organisasi. Oleh karena itu, masa terakhir kekuasaan Belanda
di Indonesia di tandai dengan tumbuhnya kesadaran berpolitik bagi bangsa
Indonesia, sebagai hasil perubahan-perubahan sosial dan ekonomi, dampak dari
pendidikan Barat, serta gagasan-gagasan aliran pembaruan Islam di Mesir.
Akibat dari situasi ini, timbullah
perkumpulan-perkumpulan politik baru dan muncullah pemikir-pemikir politik yang
sadar diri. Karena persatuan dalam syarikat Islam itu berdasarkan ideologi
Islam, yakni hanya orang Indonesia yang beragama Islamlah yang dapat di terima
dalam organisasi tersebut, para pejabat dan pemerintahan (pangreh praja) ditolak dari keanggotaan itu.
Persaingan antara partai-partai politik itu mengakibatkan
putusnya hubungan antara pemimpin Islam, yaitu santri dan para pengikut tradisi
Jawa dan abangan. Di kalangan santri sendiri, dengan lahirnya gerakan pembaruan
Islam dari Mesir yang mengompromikan rasionalisme Barat dengan fundamentalisme
Islam, telah menimbulkan perpecahan sehingga sejak itu dikalangan kaum muslimin
terdapat dua kubu: para cendekiawan Muslimin berpendidikan Barat, dan para
kiayi serta Ulama tradisional.
Selama pendudukan jepang, pihak Jepang rupanya lebih memihak
kepada kaum muslimin dari pada golongan nasionalis karena mereka berusaha
menggunakan agama untuk tujuan perang mereka. Makalah ini akan membahas
berbagai latar belakang, tujuan serta peristiwa penting yang mengenai
organisasi atau partai islam di Indonesia, khususnya pada era kemerdekaan.
Dalam bab tambahan akan dibahas mengenai mengenai SMK Yanuba
dan beberapa ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, serta
hadits yang berkaitan dengan wanita.
Perkembangan Organisasi Islam di era
kemerdekaan
Historigrafi Indonesia tidak pernah bisa dilepaskan dari
peran pemeluk agama Islam.semenjak era pra-kemerdekaan hingga saat ini sudah
banyak capaian-capaian membanggakan umat Islam untuk kemerdekaan dan kemajuan
Indonesia. Tidak heran jika sampai sekarang ini relasi antara Islam dan
Indonesia begitu intim tak terpisahkan.
Salah satu bukti peran penting Islam dalam sejarah
kemerdekaan Indonesia adalah berdirinya organisasi-organisasi Islam pada waktu
itu.Waktu itu salah satu strategi perjuangan untuk melawan penjajah yang paling
jitu adalah dengan mendirikan perkumpulan, persyarikatan atau
organisasi.Melalui wadah komunal inilah umat Islam berkontribusi langsung
kepada rakyat Indonesia dalam berbagai bidang seperti pendidikan, budaya,
sosial, ekonomi dan politik.Berikut beberapa organisasi Islam yang berdiri di
era kemerdekaan Indonesia:
1.
Jam’iatul
Khair
Berdiri pada tahun 1905 M di Jakarta. Organisai ini
merupakan pergerakan Islam yang pertama
di pulau Jawa.Anggotanya kebanyakan keturunan (peranakan) Arab.
2.
Al
Irsyad
Al Irsyad
adalah organisasi Islam yang didirikan tahun 1914 M oleh para pedagang dan
ulama keturunan Arab, seperti Syekh Ahmad Sorkali.
3.
Serikat
Dagang Islam (SDI)
Serikat Dagang Islam berdiri pada 16 Oktober 1905 di Solo. Organisasi
ini didirikan oleh H. Samanhudi, A.M. Sangaji, H.O.S. Cokroaminoto, H. Agus Salim,
serta Harjo Sumarto.Dan dipilih Haji Samanhudi sebagai ketuanya.
Ø Bentuk kegiatan organisasi :
Organisasi
ini bergerak dalam bidang sosial dengan maksud untuk meningkatkan taraf hidup
bangsa ndonesia, terutama dalam dunia perniagaan.
Ø Latar belakang organisasi :
a. Monopoli perdagangan oleh
pedagang-pedagang China
b. Politik Kristenisasi oleh
Pemerintah Kolonial
c. Adat Lama yang dipakai di daerah
Kerajaan-kerajaan Jawa.
Ø Tujuan organisasi :
o Mematahkan Monopoli Perdagangan oleh
kaum China umumnya dalam kain dan Batik
o Memajukan Jiwa dagang dikalangan kaum
muslimin.
o Memurnikan ajaran Islam dari
paham-paham yang keliru.
Karena sering bentrok dengan golongan
China, SDI dilarang menerima anggota baru, dan dilarang rapat.Baru September
1912 diperbolehkan lagi dengan syarat menyusun Anggaran Dasar yang baru.
Organisasi ini mempunyai cabang di
Bogor yang didirikan oleh Syekh Ahmad Bajened pada bulan Januari 1911.Dan di
Jakarta tahun 1909 oleh RM Tirtoadisuryo dengan anggota 12.000 orang.Pada tahun
1912 organisasi ini menjelma menjadi Partai Syarikat Islam.
4. Serikat Islam (SI)
Organisasi ini dibentuk pada 10
September 1912 oleh Haji Samahudi dibantu Hos Cokroaminoto.Ketua umumdari SI
adalah Haji Samnhudi dan tahun 1913 digantikan Hos Cokroaminoto.
Ø Bentuk
kegiatan organisasi :
Organisasi ini
berbentuk partai politik.
Ø Latar
belakang organisasi :
Penyusunan Anggaran Dasar baru akibat
kericuhan-kericuhan yang ditimbulkan SDI.
Ø Tujuan
organisasi :
a. Mamajukan
Perdagangan, Pendidikan dan Kesejahteraan.
b. Mengusahakan hidup
menurut perintah Agama Islam.
c. Mempertebal rasa
persaudaraan dikalangan anggota.
d. bekerja sama
dengan perkumpulan-perkumpulan Islam yang sepaham.
Ø Beberapa
halangan yang dihadapi oleh SI antara lain :
a. Karena takut
anggotanya semakin besar, permintaan pengesahan SI sebagai badan hukum ditolak
Gub Jen (Juni 1913).
b. Menyelusupnya
anggota komunis ISDV yang menyebabkan pertentangan sengit antara golongan
komunis dipimpin Samaun dan Darsono dengan golongan Islam dipimpin HA.Salim dan
Abdul Muis yang berakhir dengan dikeluarkannya golongan komunis akibat disiplin
partai dalam Kongres ke 6 pada 10 Oktober 1921.
c. Pertentangan
antara golongan komunis dengan Islam progressif itu membuat jemu
anggota-anggotanya, Peranakan Arab yang selama ini menjadi donatur SI keluar
dari anggota lainnya ke Muhammadiyah, jumlah anggota turun derastis.
Karena cabang dan anggota bertambah
besar, maka dibentuklah Central Sarikat Islam (CSI) pada 8 Maret 1915 di
Surabaya yang bertujuan membina dan memelihara kerjasama antara SI-SI lokal.
awal tahun 1913, anggotanya berjumlah 80.000 orang setahun kemudian jumlah
cabangnya ada 50 buah. SI Mencapai puncaknya tahun 1919 dimana diperkirakan
anggotanya mencapai 1 juta orang.Setelah itu mundur dikarenakan pertentangan
golongan Islam progresif dengan golongan komunis tahun 1920-an.
Untuk mempertegas diri sebagai partai
Politik, maka dalam kongres SI di Madiun pada 17-20 Februari 1923 diputuskan untuk
mengubah nama dari Serikat Islam menjadi Partai Serikat Islam (PSI).
5. Partai
Syarikat Isam (PSI)
Organisasi ini resmi didirikan di
Surabaya pada Februari 1923 oleh HOS Cokroaminoto dkk.Dan sebagai ketuanya
dipilih H.O.S cokroaminoto.
Ø Bentuk kegiatan organisasi :
Organisasi ini bergerak dibidang
politik.
Ø Latar belakang oraganisasi :
Untuk mengokohkan Serikat Islam (SI)
sebagai Partai Politik maka Kongres RI diperbaharui menjadi PSI.
Ø Tujuan dibentuknya organisasi ini :
agar tercapainya Kemerdekaan Nasional
berdasarkan Agama Islam.
Awalnya dalam Kongres di Madiun tahun
1923 itu dinyatakan bahwa PSI menunjang sikap non koperatif.Tapi sikap ini tak
dijalankan dengan konsekuen karena PSI masih mengambil dalam keanggotaan
Volksraad.Baru dalam kongres CSI Agustus 1925 diputuskan bersikap non Koperatif
sepenuhnya.
Organisasi ini mendapat tantangan pada
masanya dimana PSI mengadakan aksi-aksi keagamaan seperti bersama Muhammadiyah menyelenggarakan
Kongres HAL Islam dan merencanakan turut serta dalam kongres Islam sedunia di
Saudi.Hal ini mendapat tantangan para ulama Mazhab yang lalu mendirikan
NU.Untuk selanjutnya, setiap usaha pembaharuan PSI dan Muhammadiyah selalu
mendapat tantangan dari NU.Dengan dirintis oleh HA.Salim, PSI menjalankan Pan
Islam atau Nasionalisme Islam. Hal ini mendapat kecaman dari golongan
Nasionalis Sekuler yakni PNI dan Budi Utomo yang menyatakan Pan Islam itu
sebagai “Persatuan Palsu“ bukan Persatuan Indonesia dan bersifat Cosmopolitis.
6. Jong Islamitten Bond (JIB)
Oganisasi ini dibentukdi Jakarta pada
1 Januari 1945 dan dpimpin oleh R. Samsurizal dan dibina tokoh HA.Salim.Tetapi
HA.Salim keluar dari organisasi tersebut.
Pada tahun 1927 R. Samsurizal diganti
Wiwoho Purbohadiwijoyo (1927-1930) dan lalu dipimpin Kasman Singodimojo.
Ø Latar belakang organisasi :
Organisasi Pemuda yang aktif
berpolitik
Organisasi ini dilatar belekangi oleh
Kongres Jong Java di Yogya Desember 1924, dalam kongres tersebut ditolak usul
tentang anggota yang berpolitik dan Haluan Islam.
Ø Tujuan Organisasi :
a. Memajukan pengetahuan tentang Agama
Islam
b. Memperbesar rasa cinta kepada Agama
Islam
c. Mamakai Agama Islam sebagai alat
perhubungan dalam masyarakat.
JIB berkembang amat pesat, karena
menyatakan bahwa organisasi in terbuka bagi setiap muslim Indonesia yang
maksimal berumur 30 tahun. Pada akhir tahun1925, JIB mempunyai anggota 1000
orang dari 7 cabang, dan 3 tahun kemudian anggota meningkat menjadi 2500 orang.
Ditahun 1930-an ada 4000 anggota memiliki bagian kepanduan: Natipij (1926) dan
bagian Wanita JIBDA (1925).
7. Persatuan Islam (PERSIS)
Organisasi ini didirikan pada 17
September 1923 di Bandung oleh KH.Zamzam dan M. Yunus.Ketua pertama organisasi
ini adalah KH.Zamzam dan dibantu oleh A.Hasan (masuk tahun 1926).
Ø Bentuk kegiatan organisasi :
Organisasi keagamaan menjadi anggota
istimewa Masyumi (1943-1960) dan Permusi (1968)
Ø Latar belakang organisasi :
Kehidupan keagamaan di Jawa yang masih
terbelakang dan rakyat awam masih butuh akan aturan-aturan Agama, sehingga
kerapkali ajaran-ajaran Islam menyimpang dari jalurnya.
Ø Tujuan organisasi :
Berlakunya ajaran Islam yang
benar-benar berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah dengan jalan memperluas dakwah dan
membasmi Bid’ah dan Khurafat serta Syirik.
8. Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta
18 November 1912 oleh KH.Ahmad Dahlan bertepatan tanggal 8 Zulhijah 1330.
Ø Bentuk kegiatan organisasi :
Gerakan Islam yang bergerak dalam
bidang sosial dan pendidikan.
Ø Latar belakang organisasi :
Saran dan metodepengajaran Agama Islam
di Pulau Jawa yang masih terbelakang.
Ø Tujuan organisasi :
a. Memajukan pendidikan berdasarkan
Agama Islam.
b. Mengembangkan pengertian tentang
ilmu Agama.
c. Hidup menurut aturan Agama yang
disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Dalam menjalankan tujuannya,
muhammadiyah sering mendapat rintangan Karena dalam berpropaganda tidak
menyerang pihak atau Agama lain bahkan Politik Kolonial kecuali yang
menghalangi kegiatannya, organisasi ini disokong oleh pemerintah Kolonial
Belanda dan kelak oleh pemerintah Jepang, akibat sokongan itu Muhammadiyah
diserang Golongan Nasionalis Radikal karena dianggap Pro-pemerintah, dan akibat
hal tersebut muhammadiyah sering pula bertengkar dengan NU karena gerakan
pembaharuannya.
Sikap Muhammadiyah yang netral dan tak
berpolitik meyebabkan jumlah anggota tiap tahunnya bertambah. Tahun 1925
memiliki 4.000 anggota dari 29 cabang tahun 1929 melonjak menjadi 209 Cabang
dengan 17.000 anggota, Januari 1931 naik menjadi 267 Cabang dengan 24.300
anggota. Ditahun 1930 melebarkan sayapnya keluar Jawa dan mendapat sambutan
hangat, sehingga 5 tahun kemudian memiliki 710 cabang di Jawa, Sumatera,
Sulawesi dan Kalimantan dengan 43.000 anggota.Boleh dikatakan jumlah cabang dan
anggotanya tiap tahun naik hingga kini.
9. Persatuan
Muslimin Indonesia (PERMI)
Didirikan
27 Mei 1930 di Benteng Fort de Kooh Bukit Tinggi oleh Haji Jalaluddin Thaib,
Haji Muchtar Lutfhi, Ali Imron dan Ilyas Yakub.
Ø Bentuk
kegiatan organisasi :
Organisasi
ini merupakan organisasi sosial dan pada tahun 1931 berkembang menjadi Partai
Politik.
Ø Latar belakang organisasi :
Penerbitan pengurus pusat Muhammadiyah
terhadap cabangnya di Minangkabau yang aktif berpolitik untuk mengembalikan
lagi kebentuk asalnya.
Ø Tujuan organisasi :
Mencapai kemerdekaan Indonesia.
Karena aksi-aksinya menentang
Pemerintah Belanda dengan sengit, maka pihak pemerintah membalas dengan
mengadakan penangkapan dan pembuangan propaganisnya, mula-mula propaganis
wanita: Rasuna Said ditangkap (Desember 1932), lalu Muchtar Lutfhi (11 Juli
1933) dan terakhir kali ditangkap Jalaluddin Thaib dan Ilyas Yacub (September
1933). Ketiga pemimpin itu tahun berikutnya dibuang ke Boven Digul , dan pada
tanggal 4 Agustus 1933 PERMI dikenakan larangan untuk mengadakan rapat,
sehingga organisasi ini benar-benar tak dapat bergerak lagi.
10. Nahdatul Ulama (NU)
Organisasi ini berdiri pada 31 Januari
1926 di Surabaya oleh KH.Hasyim Asya’ri dan KH.Wahab Hasbullah.Kapemimpinan NU
dibagi dua yaitu: bagian Syuriah (Alim Ulama) dan Rois Akbar, sedangkan bagian
PH diketuai oleh ketua umum. Rois akbar pertama adalah KH.Hasyim Asya’ri
(1926-1947) dan KH. Wahab Hasbullah (1947-1971). Ketua PH pertama adalah : H.
Hasan Gipo yang lalu diganti Kh. Mahfudz Shiddiq (1937-1944). Tahun 1952 ketua:
KH.Wahid Hasyim lalu KH.Masykur, KH.M. Dahlan dan KH.Idgham Chalidi
(1956-kini).
Ø Bentuk kegiatan organisasi :
Merupakan organisasi kegamaan dan
menjadi partai politik pada 1 Mei 1952.
Ø
Latar
belakang berdirinya organisasi :
Kekhawatiran alim ulama mazhab akan
masuknya pengaruh Wahabi dari Arab Saudi dengan turut sertanya Delegasi
Indonesia yang diwakili PSI dan Muhammadiyah.
Ø Tujuan organisasi :
a. Menegakkan Syariat Islam dengan
berhaluan mazhab yang 4 (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali).
b. Melaksanakan berlakunya Hukum Islam
dalam masyarakat.
Ø Dalam menjalankan tujuannya NU
mendapat berbagai rintangan, diantaranya:
a. NU yang konservatif selain
berselisih paham dengan Serikat Islam dan Muhammadiyah yang progresif sehingga
persatuan ketiganya selalu gagaal hingga adanya MIAI.
b. Dikalangan anggota NU berselisih
paham tentang sikap pada PKI apalagi di masa Ordelama. Kaum politik meginginkan
kerjasama dalam menempati posisi-posisi pemerintah.Tapi para ulama terutama di
pedesaan dan pemuda GP Ansor menolaknya.Sebaliknya dalam aksi Piagam Jakarta
1968-1970 para ulama dan pemuda yang amat bersemangat, sedangkan kaum politik
bersikap moderat.
Pendirian NU segera mendapat sambutan
kaum ulama di daerah Jawa.Pengaruh NU amat besar dalam kehidupan pedesaan di
Jawa yang di masa itu masih mengikuti Syari’at Islam dari masa sebelumnya, hal
inilah yang menyebabkan usaha-usaha Modernisasi PSI dan Muhammadiyah kurang
mendapat sambutan. NU mendirikan bagian pemuda: Ansor (1935) dan NU muslimat
(1940). Dalam 4 bulan setelah berdirinya telah memiliki 35 cabang.Tahun 1935
mempunyai 67 ribu anggota dari 68 cabang.Menjelang PEMILU 1955 telah memiliki
180 cabang.Menjelang pemilu 1971 anggotanya berjumlah 812 juta.
11. Majelis
Islam A’la Indonesia (MIAI = Majelis Islam Tinggi)
Pemrakarsa
organisasi ini adalah KH.Akhmad Dahlan, KH.Mas Mansyur (Muhammadiyah) dan KH
Wahab Hasbullah (NU).Disepakatiantar tokoh-tokoh Islam di Surabaya antara
tanggal 18-21 September 1937.Diresmikan 1 Maret 1938.Merupakan wadah Federasi
Organisasi-organisasi Islam di Indonesia. Yang bergabung dalam MIAI adalah
Muhammadiyah, NU, PSII, Al Irsyad, Persatuan Islam PII, PUSA, PSII pengedar, Al
Washiliyah, Persatuan Ulama Indonesia, dan Warmusi.
Ø Tujuan organisasi ini adalah :
mengeratkan hubungan antara
perhimpunan-perhimpunan umat Islam Indonesia dan mempersatukan suara-suara
untuk membela keluhuran Agama Islam.
Ø Tujuan MIAI di masa Jepang :
Memperkokoh Tempat yang layak bagi
umat Islam dan Rakyat Indonesia Mengharmoniskan antara Islam dan tuntutan
kemajuan Zaman.
Jepang Cemas akan pengaruh MIAI yang
makin besar pada rakyat Indonesia maka MIAI dibubarkan 24 Oktober 1943.
12. Partai Syariat Islam Indonesia (PSII)
Organisasi ini dibentuk pada Januari
1929.Dalam kongres PSII tahun 1930 diputuskan bahwa pimpinan PSII dibagi dua
yaitu, Majelis Tahkim/Dewan Partai dan Lujnah Tanfidhyah.Hos Cokroaminoto
mengetuai Majelis Tahkim hingga akhir hayatnya (1934). Sedang untuk Lujnah
Taufidyah ditetapkan ketua: Sangaji dan ketua muda adalah Dr.Sukiman
Ø Latar belakang organisasi :
Ditahun 1929 serangan-serangan
Golongan Nasionalis terhadap Islamisme yang dianut PSI makin genjar.Bersamaan
dengan itu cita-cita Persatuan Indonesia yang ditimbulkan Kongres Pemuda 2
telah mempengaruhi Pergerakan Nasional.Dengan demikian cita-cita Indonesia raya
merasuk dalam PSI.
Ø Tujuan organisasi :
a. masa kolonial yakni membangun suatu
persatuan yang kokoh antar sesama muslim menurut aturan Agama Islam untuk
memajukan kesentosaan Negeri dan Rakyat.
b. masa kemerdekaan yakni mencapai RI
yang menjadi suatu bagian yang makin kuat didalam Persatuan Umat Islam Sedunia
dan Keselamatan Perhubungan Umat Islam Sedunia.
Ø Dalam menjalankan misinya PSII menalami
beberapa halangan diantaranya :
a. PSII yang diwakili Dr.Sukiman dan
Syahbuddin Latif dalam PPPKI merupakan satu-satunya organisasi Islam, merasa
dikesampingkan dan diserang gencar oleh golongan Nasionalis mengenai azas
Islam, dan poligami.
b. Di masa ini anggota-anggota PSII
terdiri dari 3 golongan yaitu :
1. Golongan Moderat-Koperator yaitu,
AH.Salim, Dr.Sukiman, Muh Rum dll.
2. Golongan penengah non Koperator
yaitu, HOS Cokroaminoto Abikusno dll.
3. Golongan Radikal-Hijrah yang
dipimpin SM Kartosuwiryo.
Berkat aksi-aksinya, jika ditahun 1930
PSII hanya beranggota 19.000 orang maka tahun 1931 adalah 23.000 anggota dan
setahun kemudian 30.000 anggota. Tahun 1935 meningkat menjadi 45.000 anggota,
tapi kemudian karena perpecahan yang beruntun PSII kembali mundur. Menjelang
pemilu 1971 anggotanya 1,5 Juta. Dan pada 5 Januari 1973 PSII berubah menjadi
PPP.
13. Majelis Syuro Muslimin Indonesia (MASYUMI)
Didirikan pada tanggal 7 November 1945
di Yogyakarta.MASYUMI Merupakan wadah Federasi organisasi-organisasi Islam
Indonesia non Politik yang merupakan pengganti MIAI.Dibentuk dengan bantuan
Jepang pada 24 Oktober 1943.
Ø Bentuk kegiatan organisasi :
Merupakan satu-satunya partai Politik
Islam Indonesia dimana didalamnya berfungsilah organisasi-organisasi Islam dari
masa pendudukan Jepang.
Ø Tujuan organisasi :
a. Menegakkan kedaulatan Negara dan
Agama Islam.
b. Melaksanakan cita-cita Islam dalam
urusan kenegaraan.
Susunan Pengurus : Ketua : KH. Hasyim
Asy’ari (NU) Wakil Ketua : KH. Mas Mansyur (Muhammadiyah) Penasihat : Ki Bagus
Hadikusumo (Muhammadiyah) dan KH.Wahab Hasbullah (NU). Ternyata Masyumi tak
bertahan sebagai Fusi Parpol Islam karena satu-persatu keluar darinya.Dimulai
dari PSII (22 April 1947) hingga NU (1 Mei 1952) hingga pembubarannya tahun
1960. Anggota-anggota istimewa masyumi tinggal: Muhammadiyah Yogya, Al-Irsyad
Jakarta, Al-Jamiyatul Wasiliyah Medan, Al-Itihadiyah Medan, Persisi Bandung,
Persatuan Umat Islam Majalengka dan PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh).
Pada Desember 1950 jumlah anggotanya
10 juta dari 237 cabang namun makin merosot setelah NU sebagai motor dari
Majelis Syura keluar. Karena keterlibatannya dalam pemberontakan PRRI/PERMESTA,
maka MASYUMI dibubarkan Presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1960.
14. Thawalib Sumatera
Didirikan pada 15 Februari 1920 oleh
Syekh Ahmad Abdullah, Haji Abbas Abdullah, Haji Abdul Karim Amrullah,
Jalaluddin Thaib dkk. Dan sebagai ketua umum dipilih Jalaluddin Thaib.Sekolah-sekolah
Sumatera Thawalib merupakan sekolah terbesar diseluruh Sumatera Barat.
Ø Bentuk kegiatan organisasi :
Organisasi pendidikan.
Ø Latar belakang organisasi :
Perkembangan dari Surau Jembatan Besi
yang berdiri tahun 1899 di Padang Panjang menjadi suatu organisasi pendidikan
yang lebih Modern yang lebih teratur.
Ø Tujuan organisasi :
a. Memajukan sarana dan metode
Mendidikan Islam yang lebih Modern.
b. Membasmi taqlid, Kufarat, Bid’ah,
Junud dalam ajaran Islam di Sumatera Barat.
Ø Halangan yang dihadapai Thawalib
Sumatera antara lain :
Keluarnya Ordonasi Guru dan Sekolah
Liar dari pemerintah kolonial yang ditentang keras oleh tokoh-tokoh Thawalib.
Akibatnya penentang-penentang itu ditangkap dan dibuang.Terhadap propaganis-propaganis
Thawalib dikenakan larangan berpolitik dan berpidato.Penghancuran terhadap
majalah-majalah perjuangan.
15. Liga Muslimin Indonesia
Merupakan federasi bekas anggota
istimewa Masyumi yang dimotori NU, PSII dan Parti.Berdiri pada 30 Agustus 1952
dengan ketua KH.Wahid Hasyim (NU) serta Abikusno Cokrosukoyo (PSII) dan
KH.Sirajuddin Abbas (Perti) sebagai wakil Ketua.
Ø Tujuan organisasi :
mencapai masyarakat Islam yang sesuai
hukum Islam hasil kerjanya terutama pengiriman misi-misi keagamaan keluar
negeri. Dan berakhir di masa Orde Baru.
16. Partai Islam Indonesia (PII)
Organisasi ini didirikan pada 6
Desember 1938 di Solo oleh pemimpin-pemimpin golongan moderat koperator PSII,
pimpinan Muhammadiyah dan Jong Islamitten Bond. Ketua pertama adalah RM .Wiwoho
Purbohadiwijayo (Ketua JIB) lalu diganti Dr.Sukiman dengan penasihat KH.Mas
Mansyur (Ketua Muhammadiyah).
Ø Bentuk kegiatan organisasi :
Partai Politik.
Ø Latar belakang kegiatan :
Golongan Moderat-Koperator PSII yang
dipimpin Dr. Sukirman (ex ketua Parii) memajukan tuntutan pada PB PSII yaitu :
PSII (Partai Syariat Islam Indonesia) harus melepas azas Hijrah PSII
semata-mata hanya beraksi politik bukan keagamaan dan Soisal PSII harus
melepaskan disiplin partai terhadap Muhammadiyah. Tuntutan-tuntutan itu ditolak
PB PSSI.
Ø Tujuan kegiatan :
Mempersiapkan Agam Islam dan
penganut-penganutnya untuk menerima kedudukan sempurna di Indonesia.
Karena PII mirip dengan Federasi
organisasi-organisai Islam terkemuka, maka PII maju dengan pesat.Pada
kongresnya yang pertama saja tahun 1940 telah memiliki 115 cabang yang tersebar
di Jawa, Sumatera dan Kalimantan.
17. Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA)
Didikan pada 5 Mei 1939 Di Matang
Geulampong Dua Kecamatan Peusangan atas inisaitif Teuku Abdurrahman Meunasah. Organisasi ini dipimpin oleh Teungku Mohammad
Daud Beureuh.Organisasi ini tersebar keseluruh Aceh dan meliputi hampir seluruh
ulama Aceh.
Ø Bentuk kegiatan organisasi :
Organisasi Keagamaan
Ø Latar belakang organisasi :
Kegiatan-kegiatan Muhammadiyah cabang
Aceh yang berpolitik, progresif dan tak bersifat ke-Acehan.
Ø Tujuan organisasi :
Menyiarkan, menegakkan dan
mempertahankan Agama Islam.
Ø Halanagn yang dihadapi organisasi ini,
antara lain :
a. Turut membantu pemberontakan
Teungku Abdul Jalil atau pemerintah Pasis Jepang berakhir dengan gugurnya 300
orang Pejuang (1942-1943).
b. Mengadakan pemberontakan terhadap
pemerintah RI dengan dipimpin Daud Beureuh (1953-1961).
18.
Departemen Agama
Didirikan
pada tanggal 3 Januari 1946 atas usul Pm Kabinet RI, ke 2 atau Kabinet Syahrir
2 dan Bp KNIP dengan tugas pokok yaitu menampung urusan Mahkamah Islam Tinggi
dan mengangkat penghulu pengadilan Agama dan Masjid. Pada mulanya Departemen
Agama hampir seluruhnya mengurus Agama Islam karena dikalangan itu Tokoh Islam
yang berpengaruh dan adanya sikap acuh dari kelompok Agama lain. Sehingga pada
tahap awal Departemen Agama merupakan wadah Umat Islam Indonesia melaksanakan
cita-cita keagamaannya secara konstitusional.Departemen Agama juga mengelola
sarana-sarana Pendidikan Islam.Monopoli Islam dalam Departemen ini berakhir
dengan diadakannya Restrukturisasi sehingga pemeluk-pemeluk Agama lain mendapat
porsi yang sewajarnya. Yang pernah menjabat sebagai Mentri Agama RI adalah:
·
H.Rasyidin (Masyumi-Muhammadiyah)
·
KH.Fathurrahman (Masyumi-NU)
·
H. Anwarudin (PSII)
·
KH. Masykur (Masyumi-NU dalam 4 Kabinet)
·
KH.Wahid Hasyim (Masyumi-NU)
·
KH.Faqih Usman (Muhammadiyah)
·
KH.Muh Ilyas (NU)
·
KH.A Wahid Wahab (NU)
·
KH.Saifudin Zuhri (NU)
·
Kh.Moh Dahlan (NU)
·
Dr.H.Mukt Ali (Golkar)
·
H.Alamsyah Ratu Perwiranegara (Golkar)
·
Munawir Sjadzali (Golkar).
Di
masa Orde Baru, tugas pokok Departeman Agama ialah menyelenggarakan sebagian
dari tugas pemerintah dan pembangunan dibidang Agama.
Ø Tugas
khusus Departemen Agama yaitu :
a.
Membimbing dan mengerahkan seluruh umat beragama masuk dalam kerangka
pelaksanaan Pancasila dan UUD’45.
b. Pengarahan seluruh umat beragama di
Indonesia menjadi faktor yang membantu usaha pemantapan-pemantapan stabilitas
dan ketahanan Nasional.
c.
Menghilangkan segala keraguan dan kecurigaan antara umat beragama dengan
Pemerintah, sehingga akhirnya keduanya dapat bersama-sama membangun bangsa dan
negara yang berdasarkan Pancasila.
Kini
masalah-masalah Umat Islam terutama yang menyangkut pelaksanaan Syari’at Islam
dipusatkan dalam Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam yang antara lain
mengurus Peradilan Agama, Masjid, Wakaf, Zakat, Pendidikan Agama Islam serta
penyelenggaraan Dakwah dan Ibadah Haji.
19. Partai Muslimin Indonesia (PARMUSI)
PARMUSI
didirikan di Jakarta pada 1968 20 Februari 1968, dan di ketuai oleh H. Jarnawi
Hadikusumo tahun 1970 diganti HMS Mintareja.
Ø Bentuk
kegiatan organisasi :
Partai
Politik.
Ø Latar
belakang organisasi :
Jalan
keluar dari ketidakmungkinan rehabilitir Masyumi karena nyata telah
mengkhianati negara.Didukung 16 organisasi Islam yaitu Bekas anggota-anggota
istimewa Masyumi tanpa NU, PSII, dan Perti ditambah beberapa serikat sekerja.
Ø Halangan
yang dihadapi organisasi ini antara lain :
Parpol
ini sering diragukan golongan Islam karena walaupun mengaku pelanjut Masyumi
dengan lambang Masyumi pula, namun nyatanya kepemimpinan dijauhkan dari bekas
tokoh-tokoh Masyumi.Ditubuh partai sendiri terjadi pertentangan antara pihak
Golongan Islam dan Pemerintah.Berpuncak dengan “Coup“, HJ.Naro terhadap
pengurus lama dengan dalih bahwa partai-partai telah berposisi pada pemerintah
(17 Oktober 1970) sengketa ini diselesaikan pemerintah dengan mengangkat
HMS.Mintareja sebagai ketua (20 November 1970).
Organisasi ini maju dengan pesat
menjelang PEMILU 1971 memiliki satu juta anggota dari seluruh Tanah Air.Dan
pada 5 Januari 1973 bubar dan beralih fungsi kedalam PTPP (5 Januari 1973).
120. Partai
Persatuan Pembangunan (PPP)
Merupakan
fusi dari Parpol-parpol Islam, yaitu NU, Parmusi, PSII dan Perti.Didirikan 5
Januari 1973.yang ditetapkan dalam UU No.3 1975 tentang kepartaian.
Ø Tujuan
organisasi :
Menegakkan
dan mempertahankan Negara RI atas Landasan Pancasila dan UUD’45 menuju
masyarakat adil makmur yang di-ridhai Allah SWT.
Ø Kepemimpinan
PPP pertama di bagi menjadi 4 bagian yaitu :
a.
Presiden Partai dipimpin K.Idham Khalid (NU)
b.
Pimpinan Pusat dipimpin ketua umum: HMS Mintareja (Parmusi) tahun 1978 diganti
JH. Naro (Parmusi).
c.
Majelis pertimbangan pusat dipimpin KH. Masykur.
d.
Majelis Syuro dipimpin Rois’Aam = KH. Bisri Samsuri (NU) memiliki ormas Pemuda
Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) yag dibentuk 19 April 1982. Namun rupanya telah
terlihat gejala kericuhan antara unsur NU dan Parmusi dalam merebut Kursi
parlemen.
21. Majelis Ulama Indonesia (MUI)
MUI
didirikan Pemerintah dalam rangka pembentukan Majelis-majelis Agama yang
mengurus masalah-masalah intern.Didirikan di Jakarta pada tanggal 26 Juli 1975.
Ø Fungsi
MUI :
MUI
berfungsi mempersatukan ulama-ulama Indonesia dan mengeluarkan Fatwa-fatwa
tentang masalah-masalah yang dihadapi umat Islam Indonesia.
Ø Tujuan
organisasi :
Menterjemahkan
dan menyampaikan pikiran-pikiran dan kegiatan-kegiatan pembangunan Masyumi pada
masyarakat Islam dan sebaliknya menyalurkan aspirasi dan suara hati umat Islam
pada pemerintah.
Untuk kepengurusan pertama, terpilih
Prof.Dr.Hamka dari Muhammadiyah dan Drs.Kafrawi MA dari Golkar sebagai
sekretaris Jenderal Pertama.Jabatan ketua dipegang Hamka sejak 27 Juli 1975
hingga Pengunduran dirinya pada tanggal 18 Mei 1981.Ketua selanjutnya adalah
KH. Syukri Gozali (1981-1983).
sumber :
Jawas,
Yazid bin Abdul Qodir. 2013. Prinsip Dasar Islam. Bogor: Pustaka
At-Taqwa
_______. 2013. Sejarah Islam di Indonesia,
http://sinergisejarah.com/component/content/article/49-sejarah-islam-di-indonesia/142-sejarah-islam-di-indonesia--lampiran-ii--organisasi-organisasi-islam-indonesia.html
(diakses 14 Desember 2013, 20.17 WIB)
lazuardi.
2013. Sejarah Ormas-ormas Islam di Idonesia, http://www.lazuardibirru.org/berita/infografis/sejarah-ormas-ormas-islam-di-indonesia/.(diakses 15 desember 2013, 21.07 WIB)
_______. 2013. Sejarah Organisasi
Sarekaat Islam,
http://buihkata.blogspot.com/2013/03/sejarah-organisasi-sarekat-islam-si.html. (diakses 15 Desember 2013, 21.09 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar